Contoh karya tulis tentang Penggunaan Antibiotik terhadap ibu hamil
PENGARUH PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK TERHADAP IBU HAMIL
KARANGAN ILMIAH
SANTRI
Disusun sebagai salah
satu tugas akhir tingkat Mua’llimin
oleh
Faza Ilzaam Ziyadi
NIS 141510017
Program Ilmu Pengetahuan
Alam
PESANTREN PERSATUAN
ISLAM TAROGONG
GARUT
2016-2017
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK TERHADAP IBU HAMIL
oleh
Faza Ilzaam Ziyadi
NIS 141510017
disetujui dan
disyahkan oleh:
Pembimbing, Wali
Kelas,
Hanifah
Nurhafidzoh, S.Si Rahmat,
S.Ag
diketahui,
Mudirul’am Mudir
Mu’allimin
PPI Tarogong PPI
Tarogong
H.M Iqbal Santoso Aceng Syarif Mahmud,S.Pd.I
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK TERHADAP IBU HAMIL
oleh
Faza Ilzaam Ziyadi
NIS
Karangan Ilmiah Santri ini telah diujikan tanggal………………….
Penguji I
Penguji II
……………………….. ……………………..
Diketahui,
Mudir Mua’llimin PPI
Tarogong
Aceng Syarif Mahmud,
S.pd.I
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya :
Nama :
Faza Ilzaam Ziyadi
Kelas :
XII IPA 1
Menyatakan bahwa
karangan ilmiah santri ini benar-benar merupakan karya sendiri, dan jika
ternyata karya ini karya yang sudah ada atau karya orang lain, maka saya
bersedia untuk mendapatkan sangsi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Garut, Oktober 2016
Faza Ilzaam Ziyadi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Alamat
Riwayat Pendidikan
:
-
Nama orang tua
Ayah :
Ibu :
Pekerjaan orang tua
Ayah :
Ibu :
MOTTO
“Setiap kesabaran akan menuai hasil yang indah”
Karena itulah
‘Usaha Tidak Akan Menghianati Hasil’
IF YOU CAN DREAM
IT YOU CAN DO IT
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah menganugrahkan kasih sayang dan karunia-Nya dan atas Keridhaan-Nya
penulis bisa membuat karangan ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah setelah melewati berbagai tantangan serta
tersitanya waktu dan tenaga dalam menyelesaikan karangan ilmiah ini. Sehingga
penulis dapat menyusun karangan ilmiah yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TERHADAP IBU HAMIL”.
Dalam karangan ilmiah ini penulis mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis ucapkan terimakasih
kepada:
1. Ustd,
H. M Iqbal Santoso selaku mudirul’am Pesantren Persis Tarogong
2. Ustd
Aceng Syarif selaku mudir Mu’allimin
3. Ustdh
Enung Jubaedah, S.Pd selaku biro karangan ilmiah
4. Ustdh
Hanifah Nurhafizhoh, S.Si selaku pembimbing yang membantu saya untukmengerjakan
karangan ilmiah ini
5. Ibunda
dan Ayahanda yang selalu memberikan dorongan dan bantuan berupa moril maupun
materil
6. Sahabat-sahabat
saya Abdul Malik Nurdin dan yang lainnya yang selalu memberikan saran nya dan
bantuan nya dalam penulisan karangan ilmiah ini
7. Dan
semua pihak yang membantu dalam penulisan karangan ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa karangan ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan,dengan karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun
untuk kebaikan penulis.
Akhirnnya penulis berharap mudah-mudahan karangan ilmiah ini
bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Garut, Oktober 2016
Faza Ilzaam Ziyadi
A. Latar Belakang Masalah
Seorang wanita yang sedang hamil
sering kali mengalami gangguan kesehatan sehingga dituntut untuk mengkonsumsi
obat-obatan. Namun banyak obat-obatan yang dikonsumsi ibu dapat masuk kedalam
plasenta dan mempengaruhi janin. Sebagai contoh Sulfonamide yang diberikan pada
ibu, sebanyak < 1% akan menembus barier plasenta kedalam unit janin.
Pengaruh obat-obatan terhadap janin berkaitan dengan jumlah bahan didalam
peredaran darah (serum), absorbsi dalam usus, metabolisme, ikatan dengan
protein (protein binding), penyimpanan dalam sel, ukuran molekul dan kelarutan
bahan tersebut dalam lemak yang merupakan faktor yang menentukan kemampuan obat
untuk menembus barier plasenta.
Sebuah studi yang dipublikasikan di
American Journal of Obstetrics and Gynecology,
melaporkan, sekitar 46 persen ibu yang menggunakan beberapa jenis
antibiotik selama kehamilan atau selama proses melahirkan. Hal itu menyebabkan
bayi-bayi yang terpapar dengan obat-obatan ini mengalami penurunan kemampuan
melawan infeksi. Selain itu, hampir 50 persen dari bayi-bayi ini kebal terhadap
ampicillin, spektrum antibiotik yang banyak digunakan.
Oleh karena hal itu, kita bisa
menyimpulkan bahwa dalam wanita yang sedang
masa kehamilan dituntut untuk berhati-hati dalam mengkonsumsi
obat-obatan sehingga tidak asal mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Namun
kenyataan nya banyak ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter
sehingga mereka tidak menyadari dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi
obat-obatan yang tidak diketahui efek samping nya.
Maka dari itu penulis merasa
tertarik untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul: “PENGARUH PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TERHADAP
IBU HAMIL”.
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan karya tulis ini
lebih terarah kepada tujuan yang jelas, penulis merumuskan masalahnya sebagai
berikut :
1. Bagaimana
pengaruh penggunaan antibiotik terhadap ibu hamil dan janin?
2. Apa
jenis antibiotik yang dapat membahayakan?
3. Bagaimanakah
penggunaan obat yang benar selama kehamilan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui efek penggunaan antibiotik terhadap ibu hamil
2. Untuk
mengetahui jenis antibiotik yang membahayakan janin
3. Untuk
mengetahui penggunaan obat yang benar selama kehamilan.
D. Metode dan Teknik Penulisan
Metode yang penulis gunakan adalah
metode deskriptif yaitu bersifat pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata
secara jelas dan terperinci (KBBI,2007:254).
Adapun yang dimaksud dengan teknik
bibliografi yaitu daftar buku atau karangan yang merupakan sumber rujukan dan
sebuah tulisan atau karangan atau daftar tentang suatu subjek ilmu
(KBBI,2007:147).
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis membagi dalam empat
hal yaitu:
BAB I :
PENDAHULUAN yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
BAB II :
LANDASAN TEORITIS yang meliputi : pengertian antibiotik, macam-macam atau
golongan antibiotik yang mempengaruhi kehamilan.
BAB III : PEMBAHASAN yang meliputi : pengaruh
antibiotik terhadap janin, golongan antibiotik yang dapat membahayakan,
penggunaan obat yang benar selama kehamilan.
BAB IV : PENUTUP yang meliputi : simpulan dan
saran.
A. Konsep Antibiotik Menurut Kesehatan
1. Pengertian
Antibiotik
“Antibiotika (L. anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil. Turunan zat-zat ini yang
dibuat secara semi-sintetis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri”.(Tjay
dan Rahardja, 2007:65)
“Antibiotik adalah zat biokimia
yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang dalam jumlah kecil dapat menghambat
pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain”.(TN ,2016)
2. Sejarah
ditemukannya Antibiotik
“Kegiatan
antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh dr. Alexander fleming. Tetapi penemuan
ini baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia II di tahun
1941, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk menanggulangi
infeksi dari luka-luka
akibat pertempuran.
Kemudian, para peneliti di seluruh dunia menghasilkan banyak zat lain dengan
khasiat antibiotis. Tetapi berhubung dengan sifat toksisnya bagi manusia, hanya
sebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat. Yang terpenting di
antaranya adalah streptomisin (1944),
kloramfenikol (1947), tetrasiklin (1948), neomisin (1949), eritromisin (1952),
vankomisin (1955),rifampisin (1960), gentamisin (1963), bleomisin (1965),
doksorubisin (1969), minosiklin (1972), dan tobramisin (1974).”(Tjay dan
Rahardja,2007:65)
3. Golongan
Antibiotik
3.1 Berdasarkan struktur kimia antibiotik
3.1.1
Golongan Beta-Laktam.
Antibiotik beta laktam merupakan
golongan antibiotika yang pertama kali ditemukan. Meskipun sampai sekarang
banyak golongan antibiotika dengan berbagai variasi sifat dan efaktivitasnya
terhadap bakteri, namun demikian antibiotika ini masih sering dipergunakan
sebagai obat pertama dalam mengatasi suatu infeksi. Golongan antibiotika ini
secara umum tidak tahan terhadap pemanasan, mudah rusak oleh suasana asam dan
basa serta dapat dinonaktifkan oleh enzim beta laktamase. Golongan antibiotika
yang memiliki kesamaan komponen struktur berupa adanya cincin beta-laktam dan
umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Terdapat sekitar ± 56 macam
antibotik beta-laktam yang memiliki aktivitas antimikrobial pada bagian cincin beta-laktamnya
dan apabila cincin tersebut dipotong oleh mikroorganisme maka akan terjadi
resistensi terhadap antibiotik tersebut.
Mekanisme kerja Antibiotik
beta-laktam bekerja membunuh bakteri dengan cara menginhibisi sintesis dinding
selnya. Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi transpeptidasi yang
dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan ikatan silang antara dua
rantai peptidoglikan. Enzim transpeptidase yang terletak pada membran
sitoplasma bakteri tersebut juga dapat mengikat antibiotik beta-laktam sehingga
menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun
dinding sel tetap terus dibentuk. Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki
ikatan silang dan peptidoglikan yang terbentuk tidak sempurna sehingga lebih
lemah dan mudah terdegradasi. Pada kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di
dalam sel bakteri gram negatif dan di lingkungan akan membuat terjadinya lisis
sel. Selain itu, kompleks protein transpeptidase dan antibiotik beta-laktam
akan menstimulasi senyawa autolisin yang dapat mendigesti dinding sel bakteri
tersebut. Dengan demikian, bakteri yang kehilangan dinding sel maupun mengalami
lisis akan mati.
Macam – macam golongan beta laktam
·
Penisilin
Penisilin merupakan asam organik,
terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri
dari cincin tiazolidin dan cincin beta laktam. Rantai samping merupakan gugus
amino bebas yang dapat mengikat berbagai jenis radikal, dengan mengikat
berbagai radikal pada gugus amino bebas tersebut akan diperoleh berbagai jenis
penisilin, misalnya penisilin G, radikalnya adalah gugus benzil. Penisilin G
untuk suntikan biasanya tersedia dalam garam N atau K. Bila atom H pada gugus
karboksil diganti dengan prokain, diperoleh penisilin G prokain yang sukar
larut dalam air, sehingga dengan suntikan IM akan didapat absorbsi yang lambat,
masa kerja lambat. Berdasarkan spektrum aktivitas antimikrobialnya, penisilin
terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu penisilin dini (terdahulu), penisilin
spektrum luas, penisilin anti-stafilokokal, dan penisilin anti-pseudomonal
(spektrum diperluas). Penisilin dini secara aktif mampu melawan bakteri yang
sensitif, seperti golongan Streptococcus beta-hemolitik, Streptococcus
alfa-hemolitik dikombinasikan dengan aminoglikosida), pneumococcus,
meningococcus, dan kelompok Clostridium selain C. difficile. Contoh dari
penisilin terdahulu adalah penisilin G dan penisilin V. Penisilin spektrum luas
memiliki kemampuan untuk melawan bakteri enterik dan lebih mudah diabsorpsi
oleh bakteri gram negatif namun masih rentan terhadap degradasi beta-laktamase,
contohnya ampisilin, amoksisilin, mesilinam, bacampicillin, dll. Penisilin anti-stafilokokal
dikembangkan pada tahun 1950-an untuk mengatasi S. aureus yang memproduksi
beta-laktamase dan memiliki keunggulan tahan terhadap aktivitas beta-laktamase.
Contoh dari golongan ini adalah methicillin dan cloxacillin. Penisilin
anti-pseudomonal dibuat untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif basil,
termasuk Pseudomonas aeruginosa, contoh dari penisilin golongan ini adalah
carbenicillin, ticarcillin, Azlocillin, dan piperacillin. Aktivitas kerja
Penisilin Menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, penislin akan menghasilkan
efek bakterisid.
·
Sefalosporin
Antibioik sefalosporin terbagi
menjadi 4 generasi, Pertama adalah cephalothin dan cephaloridine yang sudah
tidak banyak digunakan. In vitro sefalosporin golongan pertama memperlihatkan
spektrum antimikroba yang terutama aktif terhadap kuman Gram-positif.
Keunggulannya dari penisilin ialah aktifitasnya terhadap bakteri penghasil
penisilinase. Golongan ini efektif terhadap kuman gram positif. Golongan ini
efektif terhadap sebagian besar S. Aureus dan streptococus Pyogenes, S.
Viridans dan S. Pneumoniae. Generasi kedua (antara lain: cefuroxime, cefaclor,
cefadroxil, cefoxitin, dll.) digunakan secara luas untuk mengatasi infeksi
berat dan beberapa di antaranya memiliki aktivitas melawan bakteri anaerob.
Golongan ini kurang aktif terhadap bakteri gram positif dibandingkan dengan
generasi pertama, tetapi lebih aktif terhadap kuman gram negatif misalnya H.
Influenzae, P mirabilis, E. Coli dan klebsiella. Terhadap P.aeuriginosa dan
enteroan empedu golongan ini tidak dianjurkan karena dikhawatirkan enterokokus
termasuk salah satu penyebab infeksi. Generasi ketiga dari sefalosporin (di
antaranya: ceftazidime, cefotetan, latamoxef, cefotetan, dll.) dibuat pada
tahun 1980-an untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena bakteri gram
negatif-basil. Generasi keempat dari
sefalosforin Antibiotika golongan ini (misalnya sefepim, dan sefpirom)
mempunyai spektrum aktifitas lebih luas dari generasi ketiga dan lebih stabil
pada hidrolisis oleh betalaktamase. Antibiotika tersebut dapat berguna untuk
mengatasi infeksi kuman yang resisten terhadap generasi ketiga.
·
Carbapenem
Hanya terdapat satu agen antibiotik
dari golongan carbapenem yang digunakan untuk perawatan klinis, yaitu imipenem
yang memiliki kemampuan antibakterial yang sangat baik untuk melawan bakteri
gram negatif-basil (termasuk P. aeruginosa, Staphylococcus, dan bacteroides).
Penggunaan imipenem harus dikombinasikan dengan inhibitor enzim tertentu untuk
melindunginya dari degradasi enzim dari liver di dalam tubuh.
·
Monobaktam
Golongan ini memiliki struktur
cincin beta-laktam yang tidak terikat ke cincin kedua dalam molekulnya. Salah
satu antibiotik golongan ini yang umum digunakan adalah aztreonam yang aktif
melawan berbagai bakteri gram negatif, termasuk P. Aerugino. (Handayani, Dwi.
2013)
3.1.2 Golongan
Aminoglikosida
Golongan ini ditemukan dalam
rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram negatif. Tahun 1943
berhasil diisolasi suatu turunan Streptomyces griseus yang menghasilkan
streptomisin yang aktif terhadap mikroba gram negatif termasuk basil
tubekulosis. Golongan ini memiliki 2 atau 3 gugusan amino pada rumus molekulnya.
Mekanisme kerja golongan ini
adalah dengan mengikatkan diri pada ribosom sel-sel bakteri sehingga biosintesa
proteinnya dikacaukan.
Berdasarkan rumus kimianya,
golongan ini dibagi menjadi :
·
Streptomisin
Diperoleh dari Streptomyces griseus
oleh Walskman (1943) dan sampai sekarang penggunaannya hampir terbatas hanya
untuk tuberkulosa. Toksisitasnya sangat besar karena dapat menyebabkan
kerusakan pada saraf otak ke 8 yang melayani organ keseimbangan dan pendengaran.
Gejala awalnya adalah sakit kepala, vertigo, mual dan muntah. Kerusakan
bersifat reversible, artinya dapat pulih kembali kalau penggunaan obat diakhiri
meski kadang-kadang tidak seutuhnya. Derivat streptomisin, dehidrostreptomisin
menyebabkan kerusakan organ pendengaran lebih cepat dari streptomisin sehingga
obat ini tidak digunakan lagi sekarang.
·
Neomisin
Diperoleh dari Streptomyces fradie
oleh Walksman. Tersedia untuk penggunaan topical dan oral, penggunaan secara
parenteral tidak dibenarkan karena toksik. Antibiotik ini baik untuk usus
sehingga digunakan untuk sterilisasi usus sebelum operasi. Penggunaan lokal
banyak dikombinasikan dengan antibiotik lain, seperti Polimiksin B dan
Basitrasin untuk menghindari terjadinya resistensi.
·
Kanamisin
Diperoleh dari Streptomyces
kanamyceticus oleh Umezawa pada tahun 1955. Persediaan dalam bentuk larutan
atau bubuk kering untuk injeksi, pemakaian oral hanya untuk infeksi usus atau
membersihkan usus untuk persiapan pembedahan. Selain itu digunakan dalam
pengobatan infeksi saluran kemih oleh pseudomonas (suntikan).
·
Gentamisin
Diperoleh dari Mycromonospora
purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman gram negatif seperti Protus,
Pseudomonas, Klebsiella, Enterobacter yang antara lain dapat menyebabkan
meningitis, osteomilitis pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran kencing
dan THT. Oleh karena itu sebaiknya penggunaan gentamisin secara topical
khususnya di rumah sakit dibatasi agar tidak terjadi resistensi pada
kuman-kuman yang sensitif.
·
Framisetin
Diperoleh dari Streptomyces
decaris. Rumus kimia dan khasiatnya mirip Neomisin. Framisetin hanya digunakan
secara lokal seperti salep.
·
Tobramisin
Dihasilkan oleh Stapylococcus
tenebrarius. Toksisitasnya paling ringan, khasiat, efek samping seperti
gentamisin sehingga dapat dipakai sebagai pengganti gentamisin.(Tn, 2013)
3.1.3
Antibiotik golongan tetrasiklin
Tetrasiklin adalah antibiotik
spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif yang
termasuk golongan antibiotik polyketide. tetrasiklin bekerja dengan cara
menghambat sintesis protein dengan mekanisme mengikat sub unit 30s ribosom
bakteri sehingga introduksi asam amino pada rantai peptida yang baru terbentuk
tidak terjadi.
3.1.4
Antibiotik golongan makrolida,
·
Eritromisin
Dihasilkan oleh Streptomyces
erythreus. Berkhasiat bakteriostatik, dengan mekanisme kerja merintangi
sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam (mudah
terurai oleh asam lambung) dan kurang stabil pada suhu kamar. Untuk mencegah
pengerusakan oleh asam lambung, maka dibuat tablet salut selaput atau yang
digunakan jenis esternya (stearat dan estolat). Karena memiliki spektrum anti
bakteri yang hampir sama dengan penisilin, obat ini digunakan sebagai
alternatif pengobatan pengganti penisilin bagi yang sensitif terhadap
penisilin.
·
Spiramisin
Spektrum
kegiatannya sama dengan eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntungannya adalah
daya penetrasi ke jaringan mulut, tenggorokan, dan saluran pernafasan lebih
baik dari eritromisin.
·
Linkomisin
Berasal dari Streptomyces
lincolnensis. Memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif dengan spektrum
lebih sempit dari eritromisin. Merupakan obat pilihan kedua bagi kuman yang
resisten terhadap penisilin, khususnya pada radang tulang (osteomielitis).
·
Klindamisin
Klindamisin merupakan devirat
linkomisin yang sejak tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan
jerawat.
3.1.5
Antibiotik golongan kuinolon.
Obat ini bekerja dengan jalan
menghambat pembentukan DNA kuman. Terdiri dari asam nalidiksat, ofloksasin, dan
siprofloksasin. Interaksi golongan kuinolon adalah apabila muncul tanda
inflamasi atau nyeri pada tendon, maka pemakaian obat harus dihentikan dan
tendon yang sakit harus diistirahatkan sampai gejala hilang.
·
Asam Nalidiksat
Efektif untuk infeksi saluran
kemih. Preparat asam nalidiksat (generic) adalah tablet 500mg. Di Indonesia
saat ini juga beredar asam pipemidat.
·
Ofloksasin
Digunakan untuk infeksi saluran
kemih, saluran napas bawah, dan gonore. Kontraindikasi adalah untuk pasien
epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil/menyusui. Preparat
generic adalah ofloksasin (generic) tablet 200mg, 400mg.
·
Siprofloksasin
Terutama aktif terhadap kuman gram
negatif termasuk salmonella dan shigeila. Meskipun aktif terhadap kuman gram
positif seperti Str. Pneumonia tapi bukan merupakan obat pilihan utama untuk
pneumonia streptococcus. Siprofloksasin terutama digunakan untuk infeksi
saluran kemih, saluran cerna (termasuk Thypus abdominalis) dan gonore. Tidak
dianjurkan untuk anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan. Dapat menimbulkan
tremor, gagal ginjal, dan sindrom Steven Johnson. Hati-hati untuk pengendara
karena dapat menurunkan kewaspadaan.(Tn,2013).
3.1.6
Antibiotik golongan kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotik
yang mempunyai aktivitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat
bakterisid. Aktivitas antibakterinya bekerja dengan menghambat sintesis protein
dengan jalan meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah penting
dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob
gram positif dan beberapa bakteri aerob gram negatif.(Lusy, Andriani. 2013)
3.2 Berdasarkan
sifat toksisitas selektif.
Ada antibiotik yang bersifat
bakteriostatik dan ada yang bersifat bakterisid (Anonim, 2008). Agen
bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan agen bakterisida
membunuh bakteri. (Neal, 2006).
Kadar minimal yang diperlukan
untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing-masing dikenal
sebagai kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM). Antibiotik
tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid
bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM (Anonim, 2008).
3.3 Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap
bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut (Stringer, 2006) :
-
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri memiliki
efek bakterisidal dengan cara memecah enzim dinding sel dan menghambat enzim
dalam sintesis dinding sel. Contohnya antara lain golongan β-Laktam seperti
penisilin, sefalosporin, karbapenem, monobaktam, dan inhibitor sintesis dinding
sel lainnya seperti vancomysin, basitrasin, fosfomysin, dan daptomysin.
-
Inhibitor sintesis protein bakteri memiliki efek
bakterisidal atau bakteriostatik dengan cara menganggu sintesis protein tanpa
mengganggu sel-sel normal dan menghambat tahap-tahap sintesis protein. Obat-
obat yang aktivitasnya menginhibitor sintesis protein bakteri seperti
aminoglikosida, makrolida, tetrasiklin, streptogamin, klindamisin,
oksazolidinon, kloramfenikol.
-
Mengubah permeabilitas membran sel, memiliki
efek bakteriostatik dengan menghilangkan permeabilitas membran dan oleh karena
hilangnya substansi seluler menyebabkan sel menjadi lisis. Obat-obat yang
memiliki aktivitas ini antara lain polimiksin, amfoterisin B, gramisidin,
nistatin, kolistin.
-
Menghambat sintesa folat, mekanisme kerja ini
terdapat pada obat-obat seperti sulfonamida dan trimetoprim. Bakteri tidak
dapat mengabsorbsi asam folat, tetapi harus membuat asam folat dari PABA (asam
para amino benzoat), dan glutamat. Sedangkan pada manusia, asam folat merupakan
vitamin dan kita tidak dapat mensintesis asam folat.
-
Mengganggu sintesis DNA, mekanisme kerja ini
terdapat pada obat-obat seperti metronidasol, kuinolon, novobiosin. Obat-obat
ini menghambat asam deoksiribonukleat (DNA) girase sehingga menghambat sintesis
DNA. DNA girase adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang menyebabkan
terbukanya dan terbentuknya superheliks pada DNA sehingga menghambat replikasi
DNA.
3.4 Berdasarkan aktivitasnya, antibiotik
dikelompokkan sebagai berikut (Kee,
1996) :
-
Antibiotika spektrum luas (broad spectrum),
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis mikroba yaitu
bakteri gram positif dan gram negatif contohnya seperti tetrasiklin dan
sefalosporin.
-
Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum)
golongan ini terutama efektif untuk melawan satu jenis organisme. Contohnya
penisilin dan eritromisin dipakai untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri gram positif. Karena antibiotik berspektrum sempit bersifat selektif,
maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal tersebut
daripada antibiotik berspektrum luas.
3.5 Berdasarkan
daya hambat antibiotik, terdapat 2 pola hambat antibiotik terhadap
kuman yaitu (Anonim, 2008) :
-
Time dependent killing. Pada pola ini antibiotik
akan menghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya dipertahankan cukup lama di
atas Kadar Hambat Minimal kuman. Contohnya pada antibiotik penisilin,
sefalosporin, linezoid, dan eritromisin.
-
Concentration dependent killing. Pada pola ini
antibiotik akan menghasilkan daya bunuh maksimal jika kadarnya relatif tinggi
atau dalam dosis besar, tapi tidak perlu mempertahankan kadar tinggi ini dalam
waktu lama. Contohnya pada antibiotik aminoglikosida, fluorokuinolon, dan
ketolid.(TN. 2016).
B. Kehamilan
1. Pengertian
kehamilan
Menurut Kushartanti, kehamilan
adalah di kandungnya janin dari hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Sedangkan menurut pendapat lain mengatakan masa kehamilan pada wanita hamil
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal 280 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir. kehamilan adalah suatu rangkaian
peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan tersebut berkembang
sampai menjadi fetus yang aterm.
Sedangkan menurut BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), kehamilan adalah proses yang
diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian
bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh.(TN,
2015)
2. Proses
Kehamilan
Proses kehamilan didahului oleh
proses pembuahan satu sel telur yang bersatu dengan sel spermatozoa dan
hasilnya akan terbentuk zigot. Zigot mulai membelah diri dari satu sel menjadi
dua sel, dari dua sel menjadi empat sel dan seterusnya. Pada hari ke empat
zigot tersebut menjadi segumpal sel yang sudah siap untuk menempel/nidasi pada
lapisan dalam rongga rahim (endometrium). Kehamilan dimulai sejak terjadinya
proses nidasi ini. Pada hari ketujuh gumpalan tersebut sudah tersusun menjadi
lapisan sel yang mengelilingi suatu ruangan yang berisi sekelompok sel di
bagian dalamnya. Sebagian besar manusia, proses kehamilan berlangsung sekitar
40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang
berlangsung antara 20 – 38 minggu disebut kehamilan preterm, sedangkan bila
lebih dari 42 minggu disebut kehamilan postterm. Menurut usianya, kehamilan ini
dibagi menjadi 3 yaitu:
·
kehamilan trimester pertama 0 – 14 minggu
·
kehamilan trimester kedua 14 – 28 minggu
·
dan kehamilan trimester ketiga 28 – 42 minggu. (Muchid,
Abdul. 2006).
3. Hal-hal
yang mempengaruhi kehamilan
3.1. Faktor Fisik
Wanita hamil akan mengalami
perubahan fisik selama kehamilannya, dimana perubahan ini terjadi karena adanya
adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam rahim dan dapat juga dipengaruhi oleh
hal-hal yang berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan selama hamil.
3.1.1. Status
Kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan
berpengaruh pada kehamilan. Kesehatan
ibu selama hamil akan mempengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh kembang
zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin
a. Faktor Usia
1) Segi negatif kehamilan di usia tua
a) Kondisi fisik ibu hamil
dengan usia lebih dari 35 tahun akan
sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini turut memengaruhi kondisi janin.
b) Pada proses pembuahan, kualitas
sel telur perempuan pada usia ini telah menurun jika dibandingkan dengan sel
telur pada perempuan dengan usia reproduksi sehat (25-30 tahun) Jika pada
proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan
perkemihan dan perkembangan buah kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan
terjadinya Inta Uterine Growth Retardation (IUGR) yang berakibat bayi berat
lahir rendah (BBLR).
c) Kontraksi uterus juga sangat
dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu mengalami penurunan kondisi,
terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia lebih dari 40 tahun), keadaan
ini harus benar-benar diwaspadai.
2)
Segi positif hamil di usia tua
a) Kepuasan peran sebagai ibu
b) Merasa lebih siap
c) Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan
dan bayi lebih baik
d) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
e) Mampu mengambuil keputusan
f) Karir baik, status ekonomi lebih baik
g) Perkembangan intelektual anak lebih
tinggi
h) Periode menyusui lebih lama
i) Toleransi pada kelahiran lebih besar
b. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu
dapat memengaruhi kehamilannya. Sebagai
contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan
adalah :
1. Hipertensi
2. Penyakit Jantung
3. Diabetes Mellitus
4. Anemia
5. Penyakit Menular Seksual
c. Kehamilan
ganda (Multiple)
Pada kasus kehamilan multiple atau
kehamilan lebih dari satu janin, biasanya kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang
harus ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain. Biasanya kehamilan multiple mengindikasikan
adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya, sehingga persalinan
operatif (sectio caesaria) lebih dipertimbangkan. Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya,
proses persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kehamilan tunggal mengingat adanya kemungkinan terjadinya persalinan secara
SC. Selain itu risiko adanya kematian
dan cacat juga harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir,
kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan terjadi karena itu harus
berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun adanya
keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
d. Kehamilan
dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang
mengidap HIV, janin akan menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses
kehamilannya. Virus HIV kemungkinan besar
akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.
3.1.2. Status gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat
mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu
untuk menghadapi persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan bayi
sangat membutuhkan zat-zat penting yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Penting
bagi bidan untuk memberikan informasi ini kepada ibu karena terkadang pasien
yang kurang memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsinya. Biasanya
masyarakat di era sekarang ini para ibu lebih mementingkan selera dengan
mengabaikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama
hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam
menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
3.1.3. Gaya hidup
Gaya hidup lain yang cukup
merugikan kesehatan seorang wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang,
bepergian jauh dengan berkendara motor dan lain-lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu
kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus
dipenuhi.
a. Substance
abuse
Beberapa jenis obat-obatan bisa
menghambat terjadinya kehamilan atau membahayakan bayi dalam kandungan. Jika
ibu minum obat secara teratur, misalnya untuk mengatasi epilepsy atau diabetes,
mintalah nasihat dokter saat memutuskan untuk hamil. Aspirin dan sulfanilamide
cukup aman pada awal kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai efek
jangka panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga membahayakan.
b. Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat
merugikan diri sendiri dan bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang
dihisap melalui rokok bisa ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.
Pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran,
kelahiran premature, BBLR bahkan kematian janin.
c. Hamil di luar nikah/ kehamilan tidak
diharapkan
Jika kehamilan tidak diharapkan,
secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya, sehingga tidak ada
keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang akan meningkatkan kesehatan
bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya keguguran, premature dan
kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah, hampir bisa dipastikan bahwa
pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu
untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai.
3.2. Faktor
Psikologis
1. Stresor Internal dan Eksternal
Stressor internal
Stressor internal meliputi faktor-faktor
pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban
psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan
bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi
seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress
yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau
orang yang terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh
karena itu, pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan.
Stressor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari
luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,
pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan (respon negative dari
lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan masih banyak kasus yang lain.
2. Support
Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu
akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus
melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi dimana sumber stress
terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam menjalani prose situ ibu
hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara
menunjukkan perhatian dan kasih sayang.
3. Subrainstormingtan
Abuse (substance abuse)
Kekerasan yang dialami oleh ibu
hamil di masa kecil akan sangat membekas dan sangat mempengaruhi
kepribadiannya. Ini perlu diperhatikan karena pada klien yang mengalami riwayat
ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan diri sebagai teman
atau pendamping yang bisa dijadikan tempat bersandar bagi klien dalam masalah
kesehatan. Klien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang
tertutup.
4. Partner Abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap
bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh
tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan
bayinya. Efek psikologis yang muncul gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien.
Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
3.3. Faktor lingkungan,
sosbud dan ekonomi
3.3.1 Kebiasaan dan
Adat Istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat
istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus dapat
menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan local”
yang sudah berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat
melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh
masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif. Namun, tenaga
kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya
menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali
tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan
respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan
masyarakat.
3.3.2 Fasilitas
Kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai
akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini
terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah
antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan
atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
3.3.3 Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada
ibu hamil dengan tingkat sosial ibu hamil yang baik otomatis akan mendapatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan
terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk
mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil
dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan mendapatkan banyak kesulitan terutama
masalah pemenuhan kebutuhan primer.(Handayani, lutfi. 2012)
PEMBAHASAN
Sebelum kita, para ibu mengkonsumsi antibiotik pada masa
kehamilan, ada baiknya kita mengetahui berbagai jenis dan kategori Antibiotik
bagi Ibu Hamil. Obat dan antibiotik terdapat berbagai kategori, dan
pemberiannya tergantung dari apakah aman jika dikonsumsi selama kehamilan.
Pada tahun 1979, FDA merekomendasikan 5 kategori obat yang
memerlukan perhatian khusus terhadap kemungkinan efek terhadap janin.
- Kategori A : Studi terkontrol pada wanita, tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin pada kehamilan trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester selanjutnya), dan sangat rendah kemungkinannya untuk membahayakan janin.
- Kategori B : Studi pada sistem reproduksi binatang percobaan, tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi studi terkontrol pada wanita hamil belum pernah dilakukan. Atau studi terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping obat (selain penurunan fertilitasi) yang tidak diperlihatkan pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai risiko pada trimester berikutnya).
- Kategori C : Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita. obat hanya dapat diberikan jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko yang mungkin ditimbulkan pada janin.
- Kategori D : Terbukti menimbulkan risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan)
- Kategori X : Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas janin berdasarkan pengalaman pada manusia ataupun binatang percobaan, dan besarnya risiko obat ini pada wanita hamil jelas-jelas melebihi manfaat yang mungkin diperoleh. Obat golongan ini dikontraindikasikan bagi wanita hamil atau wanita kemungkinan untuk hamil.
Antibiotik merupakan obat-obatan yang tidak akan pernah
luput dikonsumsi oleh kita, khususnya ibu hamil. Sebagaimana yang telah kita
ketahui, antibiotik itu mempunyai golongan-golongan yang berbeda-beda tentu
sama hal nya dengan sifat toksititas nya pun tentu akan berbeda. Hal ini
menuntut kita untuk mengetahui penggolongan antibiotik beserta pengaruhnya,
tentunya agar kita bisa terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan seperti
keracunan, keguguran, kematian dan yang
lainnya.
A. Pengaruh penggunaan antibiotik beta laktam pada ibu hamil
- Penisilin
Penisilin adalah obat antibiotik
yang biasa digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Di
dalam tubuh, antibiotik ini akan bekerja mencegah bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak sekaligus membunuh bakteri yang sudah matang. Penisilin terdiri
dari banyak jenis yang berfungsi untuk menangani jenis infeksi yang
berbeda-beda dan pada berbagai bagian tubuh. Masing-masing jenis penisilin ini
tidak bisa digunakan untuk menggantikan jenis penisilin lainnya.
Ada baiknya kalau wanita yang
sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi atau menggunakan penisilin,
karena belum tentu efek baik terhadap orang lain akan sama efek baiknya juga
terhadap kita.
Untuk mengkonsumsi penisilin dengan
benar, pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran
dokter dalam mengonsumsi penisilin. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis
tanpa izin dokter.
Semua jenis penisilin, kecuali
amoxicillin, penisilin V, pivampicillin, dan pivmecillinam, biasanya dikonsumsi
dengan satu gelas penuh (kurang lebih 250 mililiter) air mineral pada saat
kondisi perut sedang kosong. Hindari konsumsi minuman asam, seperti jus jeruk,
satu jam sesudah mengonsumsi penisilin G. Minuman jenis ini dapat mengganggu
kerja obat dalam tubuh penderita. Dan juga usahakan untuk mempertahankan jumlah
kandungan penisilin dalam darah dan urine, dengan cara membagi rentang waktu
antara jadwal meminum obat yang sama. Contohnya, jika diresepkan mengonsumsi 4
kali per hari, maka rentang waktu terbaik dalam meminum obat adalah setiap 6
jam sekali. Jangan memperpanjang atau mengurangi durasi pengobatan tanpa izin
dokter.
Bagi yang mengkonsumsi obat jenis
cair, pastikan menggunakan sendok takar khusus dalam menentukan dosis yang
tepat. Tidak disarankan mengonsumsi obat cair dengan takaran sendok makan
biasa.
Pastikan untuk menghabiskan obat
sesuai dengan petunjuk dokter, meski
kita sudah merasa baik setelah mengkonsumsinya selama beberapa hari. Hal ini
bertujuan agar infeksi hilang sepenuhnya dan agar infeksi ini tidak kambuh
kembali.
Semua penisilin dianggap aman bagi
wanita hamil dan yang menyusui, walaupun dalam jumlah kecil terdapat dalam
darah janin dan air susu ibu.
Adapun efek dari penisilin yang
umumnya terjadi di antaranya :
- Diare.
- Sakit kepala.
- Sariawan di mulut dan lidah.
- Gatal pada vagina dan keputihan.
- Bercak putih dalam mulut dan lidah.
- Sefalosporin
Sefalosporin adalah sekelompok
obat-obatan jenis antibiotik dengan struktur yang sedikit serupa dengan
penisilin. Hingga saat ini, sefalosporin terdiri dari lima generasi atau kelas
dan digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit akibat infeksi bakteri.
Beberapa kondisi yang dapat diterapi adalah infeksi telinga, pneumonia,
meningitis, infeksi kulit, ginjal, tulang, dan tenggorokan. Sefalosporin
membunuh bakteri dengan cara mencegahnya membangun dinding sel. Tiap obat dari
generasi sefalosporin memiliki perbedaan efektivitas dalam melawan jenis
bakteri tertentu, serta indikasi penyakit yang berbeda pula.
Sefalosporin dapat dengan mudah
melintasi plasenta, tetapi kadarnya dalam darah janin lebih rendah daripada
dalam darah ibunya. Salah satunya Sefalotin dan sefaleksin. Sefalotin dan sefaleksin
telah digunakan selama kehamilan tanpa adanya laporan efek buruk bagi bayi.
Dari obat lainnya belum tersedia cukup data sedangkan percobaan binatang tidak
memberikan indikasi negatif.
Kebanyakan sefalosporin dapat
mencapai air susu ibu. Dari sefaklor,
sefotaksim, seftriakson dan seftazidim
hanya dalam jumlah kecil yang dianggap aman bagi bayi. Dari obat lainnya belum
terdapat kepastian mengenai keamanannya.
Obat ini memiliki beberapa efek
samping yang umumnya terjadi diantaranya adalah :
·
Mual
- Muntah
- Diare
- Ruam atau gatal-gatal
- Gangguan di area perut
- Pusing
- Demam
- Sakit atau peradangan di sekitar area suntikan obat
- Gangguan yang berhubungan dengan elektrolit tubuh
- Candidiasis atau infeksi jamur pada area mulut atau vagina
- Kolitis pseudomembran atau peradangan usus besar
- Superinfection atau terjadinya infeksi sekunder yang kebal terhadap pengobatan yang sedang diberikan
- Gangguan pada ginjal
- Berkurangnya sel neutrofil (salah satu jenis sel darah putih).
- Menurunnya tingkat trombosit darah
- Carbapenem
Carbapenem (meropenem) adalah salah
satu jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi
yang khusus disebabkan oleh bakteri. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati
kondisi neutropenia febril, yaitu kondisi demam yang disertai dengan penurunan
jumlah sel darah putih jenis netrofil.
Meropenem bekerja dengan cara
membunuh atau menghentikan reproduksi bakteri yang menyebabkan infeksi.
Meropenem diberikan dalam bentuk cairan dengan cara disuntikan langsung ke
dalam pembuluh darah melalui jarum yang dipasangkan ke salah satu nadi pasien
oleh tenaga medis terlatih (intravenous/IV).
Mengkonsumsi meropenem bersamaan
dengan obat-obatan tertentu biasanya tidak direkomendasikan kecuali jika memang
dibutuhkan untuk kasus tertentu. Informasikan kepada dokter Anda mengenai obat
lain yang sedang dikonsumsi pada waktu yang sama, termasuk obat-obatan bebas,
agar dosis dapat ditinjau dan disesuaikan kembali. Tidak dianjurkan untuk
mengonsumsi obat ini bersamaan dengan konsumsi minuman beralkohol atau tembakau
(merokok).
Diskusikan juga dengan dokter
mengenai pantangan makanan tertentu selama mengkonsumsi obat ini. Hindari juga
mengemudikan atau mengoperasikan kendaraan atau mesin atau kegiatan lain yang
dapat membahayakan diri selama mengonsumsi meropenem.
Sama seperti obat-obat lain,
meropenem juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang
umum terjadi setelah mengonsumsi obat ini, antara lain:
- Kemerahan dan bengkak pada area bekas suntikan
- Demam
- Ruam kulit dan gatal
- Diare
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Sensasi kesemutan
- Monobaktam
Untuk golongan ini saya belum
menemukan data yang tepat akan tetapi pengaruhnya bisa dibilang cukup aman bagi
ibu hamil sama halnya dengan golongan beta laktam lainnya.
B. Pengaruh penggunaan antibiotik aminoglikosida pada ibu hamil
Aminoglikosida dapat melintasi
plasenta dan merusak ginjal serta menimbulkan ketulian pada bayi, maka tidak
dianjurkan selama kehamilan. Obat-obat ini mencapai air susu ibu dalam jumlah
kecil dan pada hakikatnya dapat diberikan selama laktasi.
Aminoglikosida dimasukkan dalam
kategori obat D, yang penggunaannya oleh wanita hamil diketahui meningkatkan
angka kejadian malformasi dan kerusakan janin yang bersifat irreversibel.
Pemberian aminoglikosida pada wanita hamil sangat tidak dianjurkan.
- Streptomisin
Streptomisin berkhasiat sebagai
anti-bakteri tuberkulostatik. Streptomisin dapat digunakan untuk pengobatan
tuberkulosis, tularemia, bubonic plague, glanders, dan bruselosis. Selain itu
dapat juga digunakan bersama penisilin untuk mengobati endokarditis yang
diakibatkan oleh stafilokukus.
Beberapa hal yang perlu diwaspadai
dalam penggunaan streptomisin, bahwa antibiotik tersebut dapat mengakibatkan:
- Ototoksisitas, berupa kehilangan pendengaran terhadap frekuensi tinggi, tinitus, dan gangguan vestibuler.
- Nefrotoksisitas, yaitu gangguan pada fungsi ginjal.
- Otoksisitas dan nefrotoksisitas lebih sering terjadi pada penggunaan streptomisin dibandingkan dengan aminoglikosida lainnya.
- Kemerahan pada kulit, dermatitis eksfoliatif, syok anafilaktik, neutropenia, agranulositosis, anemia aplastik, dan trombositopenia.
- Neomisin
Neomisin adalah obat yang biasa
digunakan untuk mengurangi risiko infeksi sesudah pembedahan usus. Di dalam
tubuh, neomisin bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri di dalam usus.
Antibiotik ini juga bisa digunakan dalam program diet khusus untuk menangani
gangguan otak serius berupa ensefalopati hepatik (gangguan fungsi otak akibat
penyakit hati).
Wanita yang sedang merencanakan
kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, tidak dianjurkan mengonsumsi obat ini
atau sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan neomisin.
Reaksi orang terhadap sebuah obat
berbeda-beda. Beberapa efek samping neomisin yang umumnya terjadi adalah mual,
muntah, dan diare.
- Kanamisin
kanamisin adalah antibiotika
bakterisidal aminoglikosida yang digunakan secara luas terutama untuk
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. kanamisin bekerja
dengan cara mengikat secara ireversibel sub unit 30s dari ribosom prokariotik
bakteri sehingga menghambat sintesa protein yang pada akhirnya menghambat
pertumbuhan bakteri itu.
Kanamisin Positif beresiko terhadap
janin manusia berdasarkan data- data merugikan dari pemakaian kanamisin yang
dikumpulkan dari penelitian maupun bukti pengalaman serta studi terhadap
manusia. namun jika manfaat yang diperoleh sangat besar, penggunaannya masih
bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan tingginya resiko
- Gentamisin
Gentamisin termasuk dalam golongan
antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri dan
berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Jenis-jenis infeksi yang dapat
diatasi dengan gentamisin adalah infeksi mata, infeksi telinga, infeksi saluran
kemih, infeksi paru-paru, serta septikemia. Jika kita mengalami luka pada mata
atau telinga, misalnya karena mata kita tergores atau kita baru menjalani
operasi telinga, antibiotik ini juga biasanya dianjurkan oleh dokter untuk
mencegah infeksi.
Wanita hamil sebaiknya menghindari
penggunaan obat suntik gentamisin, kecuali dianjurkan oleh dokter. Sedangkan
wanita yang sedang menyusui harus menggunakannya sesuai dengan anjuran dokter.
Tiap obat pasti memiliki efek
samping, termasuk gentamisin. Beberapa efek samping yang dapat terjadi saat
menggunakan gentamisin dalam bentuk obat tetes adalah:
- Rasa perih, sensasi terbakar, atau iritasi ringan pada mata atau telinga.
- Pandangan kabur setelah ditetesi obat (efek samping ini akan segera hilang).
Obat suntik gentamisin juga
berpotensi menyebabkan efek samping yang meliputi kerusakan vestibular atau
tuli, gangguan ginjal, serta gagal
ginjal akut.
- Framisetin
Untuk framisetin sama khasiatnya
dengan neomisin dan kegunaan nya bagi ibu hamil tidak dianjurkan.
- Tobramisin
Tobramisin memiliki efek samping
yang sama dengan gentamisin.
C. Pengaruh penggunaan antibiotik tetrasiklin pada ibu hamil
Tetrasiklin adalah kelompok obat
antibiotik. Obat ini berfungsi untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat ini tidak akan berfungsi
untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu dan pilek.
Tetrasiklin biasanya diberikan
untuk mengatasi beberapa kondisi seperti di bawah ini:
- Infeksi saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan bawah dan pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia dan organisme lainnya.
- Infeksi saluran kemih. Disebabkan oleh infeksi bakteri spesies Klebsiella. Escherichia coli, Streptococcus faecalis, dan bakteri lainnya.
- Penyakit menular seksual seperti sifilis dan chlamydia (klamidia).
- Infeksi kulit. Termasuk di antaranya yang menyebabkan jerawat dan rosasea. Rosasea adalah penyakit yang memengaruhi wajah dengan gejala-gejala seperti bintik-bintik, kista pada kulit, muka memerah, dan pembuluh darah makin terlihat.
Bagi wanita hamil atau sedang
merencanakan kehamilan atau menyusui, jangan mengonsumsi obat ini, karena
penghambatan pembentukan tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lebih rapuh
dan klasifikasi gigi terpengaruh secara buruk, semua tetrasiklin tidak boleh
diberikan setelah bulan keempat dari kehamilan. Begitu pula tidak bagi wanita
yang menyusui dan pada anak anak sampai usia 8 tahun.
Seperti halnya penisilin dan
antibiotika lainnya, tetrasiklin dapat dengan mudah melintasi plasenta dan
mancapai kadar terapetik pada sirkulasi janin. Jika diberikan pada trimester
pertama kehamilan, tetrasiklin menyebabkan terjadinya deposisi tulang in utero,
yang pada akhirnya akan menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang, terutama pada
bayi prematur. Meskipun hal ini bersifat tidak menetap (reversibel) dan dapat
pulih kembali setelah proses remodelling, namun sebaiknya tidak diberikan pada
periode tersebut. Jika diberikan pada trimester kedua hingga ketiga kehamilan,
tetrasiklin akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna gigi (menjadi
kekuningan) yang bersifat menetap disertai hipoplasia enamel. Mengingat
kemungkinan risikonya lebih besar dibanding manfaat yang diharapkan maka
pemakaian tetrasiklin pada wanita hamil sejauh mungkin harus dihindari.
Reaksi orang terhadap sebuah obat
berbeda-beda. Beberapa efek samping yang bisa terjadi akibat tetrasiklin
adalah:
- Mual dan muntah.
- Kehilangan selera makan.
- Sakit kepala.
- Merasa sakit perut.
- Mengalami diare.
- Munculnya infeksi jamur yang menyebabkan gatal-gatal pada mulut atau vagina.
- Sakit atau iritasi tenggorokan.
D. Pengaruh penggunaan antibiotik maklorida pada ibu hamil
- Eritromisin
Eritromisin adalah golongan
antibiotik makrolida yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis
infeksi bakteri akut, seperti infeksi kulit, mata, telinga, saluran kemih, dan
pernapasan. Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah kambuhnya serangan
demam rematik pada pasien yang memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik sulfa
dan penisilin.
Bagi wanita yang sedang hamil atau
menyusui, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter. Eritromisin dapat diberikan
dengan aman, sedangkan bagi deviratnya belum ada kepastian.
Pemakaian eritromisin pada wanita
hamil relatif aman karena meskipun dapat terdifusi secara luas ke hampir semua
jaringan (kecuali otak dan cairan serebrospinal), tetapi kadar pada janin hanya
mencapai 1-2% dibanding kadarnya dalam serum ibu. Di samping itu, sejauh ini
belum terdapat bukti bahwa eritromisin dapat menyebabkan kelainan pada janin.
Kemanfaatan eritromisin untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia
pada wanita hamil serta pencegahan penularan ke janin cukup baik, meskipun
bukan menjadi obat pilihan pertama. Namun dilihat dari segi keamanan dan
manfaatnya, pemakaian eritromisin untuk infeksi tersebut lebih dianjurkan
dibanding antibiotika lain, misalnya tetrasiklin.
Sama seperti obat-obat lain,
eritromisin juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping
yang umum terjadi setelah mengonsumsi antibiotik makrolida ini adalah:
- Diare
- Gangguan perut, seperti nyeri dan kram
- Mual
- Muntah
- Spiramisin
Spiramisin adalah kelompok obat
antibiotik makrolida yang berfungsi mengatasi berbagai macam infeksi. Obat ini
sering digunakan untuk mengobati toksoplasmosis pada wanita hamil karena dapat
menurunkan risiko penyebaran infeksi pada bayi yang belum lahir. Meski begitu,
obat ini tidak berguna apabila bayi yang belum lahir sudah terinfeksi oleh
parasit ini.
Toksoplasmosis adalah infeksi yang
disebabkan oleh parasit yang bernama Toxoplasma gondii atau T. gondii, sering
kali ditemukan pada kotoran kucing yang terinfeksi. Parasit ini bisa
menginfeksi sebagian besar hewan berdarah panas, seperti domba, sapi, dan
anjing, termasuk manusia.
Bagi wanita menyusui, tanyakan
kepada dokter sebelum mengkonsumsi obat ini, karena obat ini bisa berdampak
pada ASI.
Beberapa efek samping yang umumnya terjadi adalah:
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sakit perut.
- Linkomisin
Linkomisin adalah antibiotik yang
dapat digunakan untuk menangani infeksi akibat bakteri. Pneumonia dan selulitis
termasuk contoh infeksi berat yang bisa ditangani dengan obat ini.
Antibiotik ini bekerja dengan
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Oleh karena itu,
linkomisin tidak cocok untuk mengobati infeksi akibat virus, seperti flu atau
pilek.
Dokter umumnya hanya menganjurkan
penggunaan linkomisin untuk pasien yang alergi terhadap jenis antibiotik
penisilin atau untuk melawan bakteri yang menunjukkan resistansi terhadap
antibiotik lain. Hal ini disebabkan karena efek samping dan risiko keracunan
linkomisin.
Wanita yang berencana hamil, sedang
hamil, dan sedang menyusui dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum
menggunakan linkomisin.
Linkomisin tentu memiliki potensi
untuk menyebabkan efek samping sama seperti obat-obat lain. Efek samping utama
dari obat ini adalah diare yang ringan hingga parah. Hindari konsumsi obat
anti-diare tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu. Beberapa efek
samping lain yang dapat terjadi saat mengkonsumsi antibiotik ini meliputi
pusing, ruam serta gatal-gatal pada kulit, mual, muntah, vaginitis, urtikaria.
- Klindamisin
Klindamisin adalah golongan
antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi serius yang disebabkan oleh
bakteri, dengan cara menghentikan perkembangbiakannya. Beberapa kondisi yang
dapat ditangani oleh Klindamisin di antaranya adalah infeksi pada sistem
pencernaan, sendi dan tulang seperti osteomyelitis, darah, kulit, paru-paru,
organ reproduksi wanita, serta infeksi pada organ-organ dalam lainnya. Selain
itu, Klindamisin juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi gigi yang tidak
dapat diatasi oleh antibiotik lainnya.
Bagi wanita yang sedang
merencanakan kehamilan, tengah hamil, serta sedang menyusui, sesuaikan dosis
dengan anjuran dokter.
klindamisin juga berpotensi
menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang biasa terjadi setelah
mengonsumsi antibiotik ini adalah:
- Iritasi tenggorokan.
- Ruam di kulit yang terasa gatal.
- Rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut.
E. Pengaruh penggunaan antibiotik kuinolon pada ibu hamil
Antibiotik golongan kuinolon
merupakan obat antibiotik yang dapat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bagi
ibu hamil karena penggunaan antibiotik ini dapat berpotensi menyebabkan
kecacatan. Sebab antibiotik ini bekerja untuk menghambat pembentukan inti sel.
Bila dikonsumsi berlebihan pada saat hamil maka akan mampu memicu gangguan
pertumbuhan tulang pada janin.
Salah satu efek negarif dari penggunaan
obat antibiotik jenis kuinolon ini adalah terganggunya pertumbuhan tulang pada
bayi dan tentu akan mempengaruhi postur tubuh anak. Risiko lainnya adalah tidak
menutupnya tulang belakang atau yang sering disebut spina bifida. Selain pada
ibu hamil, bayi dan anak-anak juga tidak disarankan mendapatkan antibiotik ini.
- Asam nalidiksat
karena pada dosis yang umum
konsentrasi antibakteri hanya tercapai di dalam urine, senyawa ini cocok untuk
infeksi saluran kemih, infeksi organ (jalan pernapasan, ruang abdomen, kulit
dan jaringan lunak) oleh kuman yang sensitif, infeksi urologis, gonore, infeksi
deengan klamidia dan mikoplasma, tuberculosis. Karena efektifitasnya terhadap
helicobacter pylori juga digunakan pada gastritis kronis ulkus duodenum.
Beberapa efek samping yang umumnya
terjadi antara lain; Mual, rasa tidak enak diperut, dyspepsia, kembung, diare
danstomatitis, colitis psedomembranosa, sakit kepala, pusing, tidak enak badan,
mengantuk, rasa capek, kegelisahan, insomnia (sulit tidur), terkadang depresi,
halusinasi, pandangan kabur, psikosis dan kejang, kulit kemerahan.
- Ofloksasin
Ofloksasin adalah obat golongan
antibiotik kuinolon. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan,
infeksi kulit, dan infeksi menular seksual, misalnya gonore. Ofloksasin bekerja
dengan cara menghentikan pertumbuhan dan memberantas bakteri penyebab
infeksi-infeksi tersebut.
Bagi wanita yang sedang hamil atau
menyusui tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat ini.
Sama seperti obat-obat lain, ofloksasin
juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang bisa
terjadi setelah mengonsumsi antibiotik ini adalah:
- Kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari
- Pusing
- Sakit kepala
- Batuk
- Gangguan tidur
- Diare
- Nyeri perut
- Mual
- Siprofloksasin
Siprofloksasin adalah antibiotik
yang digunakan untuk menangani berbagai jenis infeksi akibat bakteri, misalnya infeksi
saluran kemih, infeksi pada saluran pencernaan, infeksi pada mata, dan infeksi
menular seksual. Jenis obat ini bekerja dengan membunuh atau mencegah
perkembangan bakteri yang menjadi penyebab infeksi. Karena itu, siprofloksasin
tidak akan efektif untuk mengobati flu atau pilek yang disebabkan oleh infeksi
virus. Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
Siprofloksasin jarang menyebabkan
efek samping. Beberapa efek samping yang bisa terjadi saat anda mengkonsumsi
antibiotik ini adalah:
- Mual
- Sakit kepala
- Sering buang gas
- Hubungi dokter jika hal berikut terjadi:
- Rasa nyeri atau pembengkakan pada otot dan sendi (lebih sering terjadi pada pasien berumur di atas 60 tahun.
- Reaksi alergi seperti ruam, pembengkakan di sekitar wajah dan mulut serta kesulitan bernapas.
F. Pengaruh penggunaan antibiotik kloramfenikol pada ibu hamil
Kloramfenikol adalah obat yang
digunakan untuk mengobati infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri. Jenis
infeksi mata yang paling umum terjadi adalah konjungtivitis. Infeksi ini
biasanya berawal dengan hanya menyerang salah satu mata, sebelum kemudian
menular ke mata yang satunya lagi.
Pemberian kloramfenikol pada
wanita hamil, terutama pada trimester II dan III, di mana hepar belum matur,
dapat menyebabkan angka terjadinya sindroma Grey pada bayi, ditandai dengan
kulit sianotik (sehingga bayi tampak keabuabuan), hipotermia, muntah, abdomen
protuberant, dan menunjukkan reaksi menolak menyusui, di samping pernafasan
yang cepat & tidak teratur, serta alergi. Kloramfenikol dimasukkan dalam
kategori C, yaitu obat yang karena efek farmakologiknya dapat menyebabkan
pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomik. Pengaruh ini
dapat bersifat reversibel. Pemberian kloramfenikol selama kehamilan sejauh
mungkin dihindari, terutama pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran dan
selama menyusui. Sehingga menyebabkan untuk wanita yang sedang merencanakan
kehamilan, tengah hamil, atau sedang menyusui, sesuaikan penggunaan dengan
anjuran dokter.
Sama seperti obat-obat lain,
Kloramfenikol juga berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping yang biasa
terjadi setelah menggunakan obat ini adalah rasa pedih di mata. Efek ini
biasanya akan hilang setelah beberapa menit.
G. Cara mengkonsumsi antibiotik yang benar
- Antibiotik harus diminum sesuai dosis yang diresepkan dokter, jangan kebanyakan atau kekurangan. Hal ini disebabkan karena setiap antibiotik memiliki dosis atau takaran yang setiap masing-masing nya berbeda, jadi sebaiknya kita harus meminum obat antibiotik sesuai dengan resep dokter.
- Antibiotik sebaiknya dihabiskan walau merasa badan sudah sehat, hal ini memang wajib dilakukan karena setiap antibiotik yang tidak dihabiskan akan menyebabkan bakteri penyebab penyakit akan resisten atau kebal terhadap antibiotik yang sama hal ini menyebabkan kita susah untuk sehat.
- Kita tidak diperkenankan membeli sendiri antibiotik tanpa resep dokter walaupun obat tersebut bisa dibeli di apotek tanpa resep. Karena kita tidak tahu persis berapa dosis dan jumlah yang harus diminum.
- Antibiotik hanya untuk mengobati penyakit yang berasal dari bakteri (mikroba) seperti infeksi saluran kemih, radang tenggorokan dan lainnya.
- Pilek, batuk dan diare umumnya tak perlu antibiotik. Hanya perlu konsumsi makanan bergizi, minum dan istirahat. Jika 3 hari tidak sembuh segera ke dokter
- Agar kita lebih banyak mengetahui seputar obat-obatan, kita harus bertanya ke dokter, obat mana saja yang mengandung antibiotik dan manfaatnya.
A. Simpulan
- Antibiotik berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil dan janin, dari mulai golongan beta lactam sampai dengan golongan kloramfenikol memiliki pengaruh yang berbeda-beda, contoh pengaruh baik nya seperti golongan penisilin yang hanya menimbulkan alergi saja bagi ibu hamil. Sedangkan pengaruh buruknya seperti golongan tetrasiklin yang dapat menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan klasifikasi gigi terpengaruh secara buruk. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi tubuh ibu hamil atau pun perkembangan janin.
- Jenis-jenis antibiotik yang dapat membahayakan diantaranya :
·
Golongan tetrasiklin : Perubahan warna dan dysplasia gigi dan tulang; katarak
·
Golongan aminoglikosida : Otoksisitas
·
Golongan kuinolon : Deposisi dalam tulang yang sedang bertumbuh
·
Golongan makrolida : Hepatotoksitas ibu pada kehamilan lanjutan
·
Golongan kloramfenikol : Syndrome bayi kelabu
- Penggunaan obat antibiotik yang benar harus di sesuaikan dengan resep obat dari dokter dikarenakan setiap antibiotik memiliki kadar yang berbeda. Obat antibiotik wajib untuk dihabiskan agar tidak terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik yang menyebabkan kita sulit untuk sembuh.
B. Saran
- Ibu hamil sebaiknya hanya menggunakan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Jika ada masalah kesehatan selama kehamilan seharusnya kita memberitahukan masalah kita kepada dokter, sehingga dokter bisa meresepkan obat yang paling aman dengan dosis yang tepat khusus untuk kita. Lebih baiknya kita berkonsultasi dengan dokter kandungan, sebelum kita mengonsumsi obat obatan tanpa pemberitahuan dari dokter meskipun dikatakan termasuk dalam kategori antibiotik yang aman.
- Obat antibiotik wajib untuk dihabiskan guna untuk menghindari dari resistensi obat atau kebal bakteri penyebab penyakit sehingga tubuh akan sulit untuk disembuhkan.
- Bagi pembaca terkait pengaruh antibiotik, sebaiknya diinformasikan atau diberi tahu kepada ibu hamil yang kurang tahu akan pengaruh antibiotik terhadap kehamilan. juga perlu diketahui bahwa penulis memasukan data dari sumber yang terbatas.
KBBI.Tersedia: http://kbbi.web.id/bibliografi
[on line]
KBBI. Tersedia: http://kbbi.web.id/deskriptif
[on line]
Tjay, Hoan Tan dan
Kirana Rahardja. 2007.Obat-obat penting
khasiat,penggunaan dan efek-efek sampingnya. Jakarta. PT Elex media
Komputindo
Handayani, Dwi. 2013.
Antibiotik golongan beta lactam.[on
line]. Tersedia: http://andadwihandayani.blogspot.co.id/2013/01/antibiotik-golongan-beta-laktam.html.[13 september 2016]
TN. 2016 pengertian antibiotik dan penggolongan nya.[on
line]. Tersedia: http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-antibiotik-dan-penggolongan.html.[29
Agustus 2016]
TN. 2013 golongan aminoglikosida. [on line].
Tersedia: http://ilmuantibiotik.blogspot.co.id/2013/04/golongan-amino-glikosida.html.[13 september 2016]
TN. 2013 golongan kuinolon [on line]. Tersedia: http://ilmuantibiotik.blogspot.co.id/2013/04/golongan-kuinolon.html.[13 september 2016]
Lusy, Andriani. 2013.
kloramfenikol [on line]. Tersedia: http://andrianilusy.blogspot.co.id/2013/03/kloramfenikol.html.[13 september 2016]
TN. 2016. pengertian antibiotik dan penggolongan nya
[on line]. Tersedia: http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-antibiotik-dan-penggolongan.html.[29
Agustus 2016]
TN. 2015. definisi dan pengertian kehamilan [on
line]. Tersedia: http://www.kopi-ireng.com/2015/01/definisi-dan-pengertian-kehamilan.html[15
Agustus 2016]
Muchid, Abdul. 2006.
“pedoman pelayanan dan farmasi untuk ibu
hamil dan menyusui” makalah pada departemen kesehatan.
Handayani, lutfi. 2012 faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.[on line]. Tersedia: http://fielutfihandayani.blogspot.nl/.[29
Agustus 2016].
Komentar
Posting Komentar